SMP Xaverius 4 Bandarlampung Gelar Retret Bina Mental Spiritual untuk Siswa Kelas 9

Dalam upaya membina karakter dan memperkuat spiritualitas siswa, SMP Xaverius 4 Bandarlampung menyelenggarakan Retret Bina Mental Spiritual bagi siswa kelas 9. Kegiatan yang berlangsung pada 7-9 Januari 2025 ini digelar di Rumah Khalwat Ngison Nando dalam dua gelombang, dengan tema “Aku dan Masa Depanku.”

Retret ini menghadirkan Romo Pius Wahyo Adityo Raharjo, pastoral sekolah Yayasan Xaverius Tanjungkarang, bersama empat guru dari Tim Bina Karakter SMP Xaverius 4 Bandarlampung. Dalam sesi pertama, Romo Pius mengajak peserta untuk mengenali diri sendiri melalui refleksi mendalam. Para siswa diminta menuliskan hal-hal penting dalam “lembar kehidupan” mereka. “Kalau akumu itu penting, pasti kamu menulis siapa dirimu dengan besar dan mencolok,” ujar Romo Pius.

Pada sesi kedua, peserta diajak untuk merenungkan kehadiran Tuhan dalam masa depan mereka. Meskipun masa depan penuh ketidakpastian, Romo Pius memberikan keyakinan bahwa bersama Tuhan, semua hal yang impossible bisa menjadi i’m possible.

Sesi ketiga yang dipandu oleh Pak Gigih mengusung tema “Visi Diri: Rancang Bangun Masa Depan.” Dalam sesi ini, peserta diajak menjadi “pengemudi” dalam perjalanan hidup mereka. Melalui permainan kreatif menggunakan bahan seadanya, siswa diajarkan pentingnya visi yang jelas dan rencana yang matang.

Pada malam pertama, suasana semakin hidup dengan pentas seni yang diikuti seluruh peserta. Kegiatan ditutup dengan ibadat pertanyaan hidup, di mana siswa menuliskan kegelisahan mereka dan membakarnya di Goa Maria sebagai simbol penyerahan diri kepada Tuhan.

Hari Kedua: Pendalaman Karakter dan Refleksi Moral


Hari kedua dimulai dengan Misa Kudus bagi siswa Katolik dan meditasi bagi yang non-Katolik. Setelah sarapan, Romo Pius memberikan sesi keempat tentang dekadensi moral, menyentuh isu-isu seperti kekerasan, ketidakjujuran, kecanduan gawai, hingga pergaulan bebas. Peserta diajak untuk menguatkan karakter agar mampu menghadapi tantangan tersebut.

Selain itu, kegiatan outbond menambahkan elemen kerja sama, fokus, dan kasih sayang dalam kelompok. Para peserta juga melakukan meditasi horizontal, menciptakan suasana tenang dan reflektif.

Pada sore harinya, sesi ibadat cinta bertajuk “Stairway to Heaven” menciptakan momen penuh haru. Surat cinta dari orang tua, guru, dan teman dibacakan, diiringi suasana tangis haru yang menyentuh hati. Para peserta kemudian menulis surat kasih untuk orang tua mereka.

Malam harinya, kegiatan bakar jagung dan bernyanyi bersama menciptakan suasana penuh kebersamaan dan sukacita.

Hari Ketiga: Rencana Tindak Lanjut dan Penutupan


Pada hari terakhir, peserta merumuskan rencana tindak lanjut dari retret yang mereka jalani. Mereka berkomitmen untuk menerapkan pelajaran yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rangkaian retret ditutup dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Romo Pius. Dalam amanatnya, Romo Pius berpesan, “Selamat kembali ke kehidupan sehari-hari, semoga apa yang kalian dapatkan selama retret bisa menjadi secercah cahaya bagi perjalanan panjangmu.”

Kegiatan retret ini diharapkan dapat membekali siswa kelas 9 SMP Xaverius 4 Bandarlampung dengan keyakinan diri, karakter yang kuat, dan semangat untuk mencapai masa depan yang cerah sesuai dengan visi mereka.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *