Pada tanggal 13-14 Januari 2025, SMP Xaverius Gunung Batin menyelenggarakan kegiatan Bina Karakter yang diikuti oleh siswa kelas 7 dan 8, sebanyak 44 orang. Acara ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk membentuk karakter para siswa menjadi pribadi yang unggul, militan, dan sejati sebagai seorang Xaverian.
Dalam sambutannya, Bapak Bambang, Kepala SMP Xaverius Gunung Batin, menegaskan bahwa meskipun 97% siswa beragama Muslim, semangat kekeluargaan dan nilai-nilai Xaverian tetap menjadi landasan utama pembinaan. “Semua murid yang ada di XAVETIN adalah militan dan Xaverian sejati,” ujar beliau dengan penuh semangat.
Kegiatan hari pertama diawali dengan sesi oleh Romo Pius, yang mengangkat tema “Aku Pribadi yang Spesial”. Romo Pius mengajak para siswa untuk memahami pentingnya mencintai diri sendiri sebagai langkah awal untuk dapat mencintai sesama. Dalam paparannya, Romo Pius menjelaskan bahwa:
- Setiap individu itu spesial karena memiliki akal budi, kebebasan, dan perasaan yang unik.
- Karakter yang baik perlu dilatih secara terus-menerus untuk mencapai hidup yang lebih bermakna.
- Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap orang memiliki kualitas istimewa yang membedakannya dari ciptaan lainnya.
Sebagai bahan refleksi, siswa diajak untuk melihat apa yang special yang ada dalam diri siswa guna menumbuhkan rasa syukur atas keunikan masing-masing.
Pada sesi kedua bertema “Aku dan Sesama adalah Anugerah”, Romo Pius menekankan bahwa sesama manusia adalah pemberian Tuhan yang harus dihargai. Beliau mengutip, “Hargailah orang lain seperti kamu menghargai hidupmu maka hidup akan lebih indah dari apa yang kamu bayangkan.” Para siswa diajak untuk memahami bahwa relasi yang baik dengan sesama dapat membawa kebahagiaan dalam hidup.
Hari kedua diisi dengan refleksi mendalam bertema “Kasih Allah Mengubah Hidupku”. Romo Pius menjelaskan bahwa dosa adalah tindakan yang melawan kehendak Tuhan, dilakukan dengan akal budi, kebebasan, dan perasaan. Beliau juga mengajak siswa untuk menyadari beberapa realita kehidupan, seperti: Kurangnya kesadaran akan berkat-berkat yang diterima, salah menggunakan berkat yang diberikan, melihat kekurangan sebagai aib dan menjadi pesimis dalam hidup.
Romo Pius menutup sesi dengan mengajak siswa untuk berefleksi tentang pentingnya bersyukur. “Dengan bersyukur, hidup kita akan menjadi lebih penuh makna dan kita mampu menjalani kehidupan dengan semangat yang baru,” pesan beliau.
Pada hari kedua, sebelum sesi penutup, kegiatan dilanjutkan dengan permainan outbond yang dirancang untuk meningkatkan kekompakan, kreativitas, dan kerja sama di antara para siswa. Terdapat enam pos permainan yang penuh tantangan dan kegembiraan:
- Pos 1: Kardus Bergerak – Siswa harus bekerja sama untuk berpindah menggunakan kardus secara estafet.
- Pos 2: Jalan Buta – Peserta ditutup matanya dan diarahkan oleh teman lainnya untuk mencapai tujuan.
- Pos 3: Pipa Bocor – Tim berusaha mengisi sebuah pipa yang penuh lubang dengan air untuk mendapatkan bola di dalamnya.
- Pos 4: Gelas Air – Permainan memindahkan air menggunakan gelas dengan teknik tertentu hingga penuh.
- Pos 5: Kelereng Kaki – Siswa bekerja sama membawa kelereng menggunakan kaki secara berkelompok.
- Pos 6: Resolusi – Para siswa diminta menuliskan dan membagikan resolusi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Setiap pos memberikan pembelajaran penting tentang kolaborasi, saling percaya, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah, yang tentunya selaras dengan semangat pembentukan karakter Xaverian.
Kegiatan Bina Karakter ini mendapat antusiasme tinggi dari para siswa. Mereka tidak hanya memperoleh pembelajaran rohani, tetapi juga semakin menyadari pentingnya bersyukur, mencintai diri sendiri, dan menghargai sesama. Harapannya nilai-nilai yang ditanamkan melalui kegiatan ini dapat terus berkembang dalam diri para siswa, sehingga mereka mampu menjadi pribadi yang berkarakter kuat sesuai semangat Xaverian.
-R.A.Swani Pramesti-